Jumat, 25 Mei 2012

Bandara Hasanuddin Kejar Standar Dunia



Makassar, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin masih membutuhkan pendapatan dari sektor non-aero dua kali lipat lebih banyak dari yang ada saat ini. Hal tersebut untuk pengembangan bandara sebagai standar world class airport. "Bandara Hasanuddin saat ini masih menuju pengakuan sebagai world class airport,” kata General Manager PT Angkasa Pura I Rachman Syafri kemarin.
Menurut Rachman tolok ukur world class airport yang utama adalah porsi pendapatan non-aero di atas 50 persen dari total pendapatan bandara. Namun saat ini porsi pendapatan non-aero yang mencakup pendapatan yang tidak berhubungan langsung dengan pesawat, seperti sewa counter, business center, dan retail, baru mencapai 20 persen dari total pendapatan yang tercatat pada 2011 dengan nilai Rp 190 miliar.

Adapun pendapatan aero, di antaranya landing dan parking fee, mencapai porsi 80 persen. Karena itu, pada 2012, Angkasa Pura akan berupaya meningkatkan pendapatan non-aero hingga dua kali lipat. “Kami akan meningkatkan pendapatan sebagai tolok ukur bahwa bandara kita masuk kategori world class sebagaimana visi kami,” ujar Syafri.

Pertumbuhan pendapatan non-aero yang tahun ini ditargetkan meningkat dua kali lipat juga diharapkan membantu pengembangan bandara. Syafri mengatakan Angkasa Pura kesulitan mengembangkan bandara dengan pendapatan minim tersebut. “Jangankan untuk mengembangkan bandara, untuk perawatan saja sulit,” katanya.

Menurut Syafri, Angkasa Pura telah melakukan studi banding di Bandar Udara Internasional Incheon, Korea Selatan. Di sana fasilitas bandara tersedia lengkap. Kelengkapan fasilitas dan pusat bisnis serta leisure dianggap menambah penghasilan bandara.

Rencananya tahun ini Angkasa Pura akan membangun airport hotel dengan 32 kamar di area seluas 1.800 meter persegi. Hotel yang akan dibangun atas kerja sama dengan Accord International tersebut disiapkan dengan investasi Rp 30 miliar. Selain itu, tempat istirahat berupa taman yang akan menghabiskan dana Rp 200 juta akan dibangun. “Konsepnya, kami akan membuat staging area dan restoran terapung di sana,” ujar Syafri.

Upaya meningkatkan pendapatan juga dilakukan dengan membuka retail baru dengan International Chain, seperti Pizza Hut, McDonald, dan AW. Ke depan, Bandara Sultan Hasanuddin akan dikembangkan dengan konsep airport city, yang di dalamnya terdapat business center, hotel, rumah sakit, theme park, leisure, dan mal. Sementara itu, bisnis retail yang sudah ada sekarang, di antaranya penjualan handicraft, menurut Syafri, akan tetap dipertahankan. “Sebab, handicraft itu kan kearifan lokal. Jadi harus tetap ada dan semakin dikembangkan,” kata dia. (sukmawati)

Tidak ada komentar: